Hambatan, permasalahan, kendala dari dalam diri mahasiswa
Bagian ini akan membahas kendala-kendala yang dihadapi mahasiswa
yang berkaitan erat dengan dirinya sendiri yang meliputi aspek-aspek utama
antara lain: bakat dan motivasi mahasiswa dalam menulis, wawasan
mahasiswa yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan, dan kendala-kendala
yang menyangkut persoalan kemampuan bahasa tertulis mahasiswa.
Tidak berbakat
Menulis
Banyak orang yang berpendapat menulis
merupakan hal yang mudah. Kalau bisa membaca maka pasti akan bisa
menulis. Namun, kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua
orang dapat menghasilkan suatu karya tulis yang layak untuk dipublikasikan.
Banyak diantara mahasiswa yang bahkan tidak mampu menghasilkan
tulisan ilmiah paling sederhana sekalipun.
Sebagai contoh; seorang
mahasiswa yang mendapatkan tugas penyusunan makalah atau laporan ilmiah
sebagai bahan presentasi harus meminta bantuan orang lain untuk
menyelesaikannya. Bahkan, banyak diantara mahasiswa tersebut hanya
menciplak tulisan orang lain (plagiat). Selain itu banyak mahasiswa yang
harus terkatung-katung tidak mampu menyelesaikan studinya karena
terkendala pada penulisan skripsi.
Ketidakberdayaan seorang mahasiswa dalam menciptakan sebuah
tulisan ilmiah tidak lepas dari bakat, pemikiran dan kemampuan yang
dimilikinya. Aktivitas menulis menuntut adanya penggabungan antara bakat
(telenta) seseorang dengan kemapuan berbahasa yang dimilikinya. Merasa
kurang berbakat akan menjadi salah satu kendala bagi seseorang sehingga
tidak menulis7. Meskipun ada juga pendapat yang mengatakan bahwa
menulis tidak ada hubungannya dengan bakat. Lepas dari adanya hubungan
atau tidak namun setidaknya seseorang harus mempunyai bakat sekecil
apapun untuk dikembangkan sebagai dasar untuk memunculkan kemauan dan
motivasi dalam dirinya.
Perlu disadari bahwa aktivitas menulis merupakan
aktivitas yang membutuhkan proses. Proses tersebut meliputi proses
persiapan, penulisan, pengeditan dan penyajian. Proses persiapan tersebut
termasuk mengembangkan talenta atau bakat yang ada dalam diri dengan
cara berlatih.
Bakat bawaan sejak lahir memerlukan sebuah proses pengembangan
agar dapat menghasilkan suatu karya. Kurang berbakat yang menjadi
kendala dalam hal ini bukan berarti mahasiswa tidak mampu menulis kata
atau kalimat. Namun, kemampuan tersebut tidak cukup untuk menghasilkan
karya ilmiah yang layak untuk dipublikasikan. Akibatnya, aktivitas menulis
akan menjadi sebuah beban bagi mahasiswa bahkan menjadi sebuah momok
yang menakutkan dan harus dihindari.
Kurangnya motivasi, sifat malas, tidak percaya diri.
Segala tindakan yang dilakukan oleh manusia berawal dari niat. Dalam
hal ini, dapat dikatakan bahwa jika seseorang melakukan sesuatu pasti karena
ada niat dan karena motivasi untuk melakukannya. Seorang pelajar harus
bersungguh-sungguh belajar, ikut les, belajar tidak kenal waktu karena
termotivasi untuk mendapatkan nilai yang bagus dan memperoleh ilmu
pengetahuan.
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang tidak lepas dari
motivasi yang muncul baik dari dalam dirinya maupun dari orang lain.
Demikian halnya dengan kegiatan menulis. Seorang penulis harus meluangkan
waktu untuk duduk membaca, menggali informasi untuk menemukan ide yang
selanjutnya akan diproses untuk menghasilkan tulisan. Proses tersebut dijalani
karena adanya motivasi. Motivasi tersebut sangat penting karena akan
menjadi motor penggerak dalam kegiatan menulis seperti yang dikatakan oleh
Kartanegara bahwa motivasi sangat penting dalam setiap kegiatan termasuk
kegiatan menulis. Motivasi akan menjadi pendorong dalam pelaksanaan
kegiatan menulis8
.
Ada berbagai alasan yang menjadi motivasi seseorang untuk menulis;
1) ada orang yang menulis hanya karena sebuah keharusan seperti yang
banyak dilakukan oleh mahasiswa sekarang ini. Mereka menulis hanya
karena tugas dari dosen, karena ingin menyelesaikan studi, bukan karena
kesadaran sendiri untuk memperdalam dan mengembangkan ilmunya. 2) Ada
yang menulis karena termotivasi untuk membagi dan menyebarkan ilmu
kepada orang lain. Penulis dalam kategori ini selain akan mendapatkan
manfaat financial dari hasil penjualan hasil karyanya juga akan semakin luas
ilmu pengetahuan yang dimilikinya, karena semakin banyak dia menulis
maka akan semakin sering dia membaca. Mereka memegang prinsip bahwa
“menulislah maka dunia akan mengenalmu” 3) ada yang menulis karena
menulis merupakan kegemaran dan menjadi hiburan tersendiri bagi dirinya.
Penulis dalam kategori ini akan memanfaatkan setiap waktu luang yang
dimilikinya untuk menciptakan karya tulis dalam bentuk apapun dan
sesederhana apapun. 4) ada yang menulis karena menulis karena termotivasi
untuk mendapatkan uang (menulis telah menjadi sumber penghidupannya);
artinya jika tidak menghasilkan karya maka tidak dapat memenuhi
kebutuhannya.
Rendahnya jumlah karya tulis yang dihasilkan oleh mahasiswa
disebabkan karena kurangnya motivasi yang ada dalam diri mereka. Hal
tersebut menjadi hambatan yang besar bagi mahasiswa dalam menghasilkan
karya tulis terutama karya tulis ilmiah. Mereka tidak mempunyai keinginan
kuat untuk mengembangkan sendiri talenta yang dimilikinya. Mahasiswa
menulis jika ada tugas dosen atau untuk mendapatkan nilai. Itu merupakan motivasi yang tidak kuat, sehingga dalam prosesnya terkadang mahasiswa
hanya menempuh jalan pintas dengan menyalin hasil karya orang lain.
Kurangnya motivasi dalam diri seorang mahasiswa akan memunculkan
perasaan malas yang selanjutnya membangun rasa kurang percaya diri untuk
menciptakan sebuah karya ilmiah. Motivasi yang tidak kuat dalam dirinya
akan menjadi alasan sehingga malas (tidak mau) melakukannya. kalimat yang
selalu muncul dalam benak seorang mahasiswa adalah untuk apa saya
melakukannya? apa yang saya mau tulis, kan tidak ada tugas dan lain lain.
Jika kalimat-kalimat tersebut sudah bermunculan maka ujung-ujungnya
adalah perasaan malas dan enggan untuk melakukannya. Ironisnya, kurang
motivasi, perasaan malas, takut salah, akan menjadi paket yang melahirkan
rasa tidak percaya diri untuk melakukan kegiatan menulis tersebut.
Oleh karena itu hal yang pertama yang harus dilakukan oleh
mahasiswa untuk memulai kegiatannya termasuk menulis adalah membangun
motivasi dalam diri untuk melakukannya. Dengan adanya motivasi yang kuat
dalam diri maka setiap tantangan yang dihadapi akan menjadi mudah. Besar
kecilnya hasil karya yang dihasilkan bergantung pada seberapa besar motivasi
yang ada dalam diri penulis pada saat akan melakukannya.
Kesulitan untuk memulai dan tidak fokus
Banyak mahasiswa yang memiliki keinginan untuk menulis.
Keinginan tersebut muncul ketika melihat atau mengangumi hasil karya orang
lain. Kekaguman terhadap hasil karya orang lain dapat menjadi pemicu
munculnya motivasi dalam dirinya. Sayangnya, keinginan tersebut
terkendala pada ketidaktahuan memulai dari mana.
Kesulitan untuk memulai sebuah tulisan tidak hanya dialami oleh
mahasiswa sebagai penulis pemula namun juga dapat terjadi pada penulis
senior. Hambatan yang paling sering dialami oleh penulis pemula, meskipun
penulis senior juga mengalaminya adalah kesulitan untuk memulai9
.
Banyaknya permasalahan yang terjadi disekitar kita menjadi penyebab
kesulitan untuk memulai tulisan tersebut. Kesulitan dalam memilih dan
menentukan topik, kesulitan dalam meramu ide dan gagasan mengakibatkan
seorang penulis merasa tidak tahu harus memulai dari mana.
Tidak hanya kesulitan untuk memulai, banyaknya pengaruh dari luar
seperti; banyaknya kegiatan yang bersifat “santai”, pengaruh lingkungan,
pengaruh hiburan dan lain-lain menyebabkan mahasiswa akan menjadi tidak
fokus atau tidak berkonsentrasi. Akibatnya mahasiswa tersebut tidak fokus
terhadap apa yang akan dilakukannya seperti tidak fokus dalam menemukan
ide, tidak fokus dalam mencari teori pendukung dan tidak fokus dalam
menuangkan ide tersebut dalam bentuk tulisan ilmiah.
Wawasan yang sempit akibat malas membaca
Membaca dan menulis merupakan bagian dari keterampilan
berbahasa yang dimiliki oleh setiap orang. Ibarat dua sisi mata uang kegiatan
membaca dan menulis merupakan kegiatan yang harus berjalan beriringan
dan saling melengkapi. Seorang penulis yang baik lahir dari pembaca yang
baik. Artinya dengan membaca memperluas dan mengembangkan wawasan
berpikir maka dengan menulis merupakan pengikat dari ilmu pengetahuan
yang telah dimiliki.
Membaca merupakan jalan untuk menemukan ide atau pemahaman
terhadap sebuah permasalahan. Keinginan untuk menulis akan muncul ketika
mendapatkan ide atau gagasan. Selain itu, setiap karya ilmiah yang dihasilkan
harus mengandung sebuah kebenaran ilmiah. Kebenaran ilmiah tersebut
didasarkan pada bukti, data, teori yang kesemuanya didapatkan dengan
membaca. Jadi, membaca merupakan dasar dari kegiatan menulis.
Sayangnya, di lingkungan mahasiswa tradisi membaca belum terlaksana
dengan baik. Akibatnya, kegiatan menulis mengalami hambatan karena
wawasan mahasiswa menjadi sempit, kurang kreatif, tidak ada pengalaman.
Hal tersebut memunculkan perasaan malas dan tidak termotivasi untuk
menulis.
Kendala kebahasaan
Menulis
Suatu bentuk manifestasi keterampilan berbahasa
paling akhir dikuasai pelajar bahasa setelah kemampuan
mendengarkan/menyimak, berbicara dan membaca. Dibanding tiga kemapuan
berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh
penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal itu disebabkan
kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan
dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi dari sebuah tulisan.
Baik unsur kaidah bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa
sehingga menghasilkan sebuah tulisan yang runtut dan padu.
Kendala kebahasaan yang sering dialami oleh mahasiswa dalam
melakukan kegiatan menulis adalah kesulitan dalam merangkai kata menjadi
kalimat yang efektif. Hal tersebut merupakan kendala besar dalam kegiatan
menulis karena isi tulisan ilmiah harus memiliki kesatuan dan keterkaitan
antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya sehingga pesan yang
disampaikan dalam tulisan tersebut dapat diterima dengan baik oleh pembaca.
Kendala kebahasaan yang lainnya adalah terbatasnya perbendaharaan
kata dan istilah yang dimiliki oleh mahasiswa mengenai suatu topik
permasalahan yang akan ditulis. Karena kendala tersebut, dalam prosesnya
mahasiswa seringkali harus berhenti menulis karena kehabisan kata/istilah
yang akan dirangkai. Hal tersebut disebabkan karena sempitnya wawasan
yang dimiliki oleh mahasiswa akibat kurang membaca. Itulah alasannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar