Senin, 15 Juni 2015

Kendala Mahasiswa dalam Mencari Ide Penulisan Karya Ilmiah Maupun Skripsi

Hambatan, permasalahan, kendala dari dalam diri mahasiswa 

Bagian ini akan membahas kendala-kendala yang dihadapi mahasiswa yang berkaitan erat dengan dirinya sendiri yang meliputi aspek-aspek utama antara lain: bakat dan motivasi mahasiswa dalam menulis, wawasan mahasiswa yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan, dan kendala-kendala yang menyangkut persoalan kemampuan bahasa tertulis mahasiswa


Tidak berbakat Menulis 
       Banyak orang yang berpendapat menulis merupakan hal yang mudah. Kalau bisa membaca maka pasti akan bisa menulis. Namun, kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua orang dapat menghasilkan suatu karya tulis yang layak untuk dipublikasikan. Banyak diantara mahasiswa yang bahkan tidak mampu menghasilkan tulisan ilmiah paling sederhana sekalipun. 
Sebagai contoh; seorang mahasiswa yang mendapatkan tugas penyusunan makalah atau laporan ilmiah sebagai bahan presentasi harus meminta bantuan orang lain untuk menyelesaikannya. Bahkan, banyak diantara mahasiswa tersebut hanya menciplak tulisan orang lain (plagiat). Selain itu banyak mahasiswa yang harus terkatung-katung tidak mampu menyelesaikan studinya karena terkendala pada penulisan skripsi. 
     Ketidakberdayaan seorang mahasiswa dalam menciptakan sebuah tulisan ilmiah tidak lepas dari bakat, pemikiran dan kemampuan yang dimilikinya. Aktivitas menulis menuntut adanya penggabungan antara bakat (telenta) seseorang dengan kemapuan berbahasa yang dimilikinya. Merasa kurang berbakat akan menjadi salah satu kendala bagi seseorang sehingga tidak menulis7. Meskipun ada juga pendapat yang mengatakan bahwa menulis tidak ada hubungannya dengan bakat. Lepas dari adanya hubungan atau tidak namun setidaknya seseorang harus mempunyai bakat sekecil apapun untuk dikembangkan sebagai dasar untuk memunculkan kemauan dan motivasi dalam dirinya. 
     Perlu disadari bahwa aktivitas menulis merupakan aktivitas yang membutuhkan proses. Proses tersebut meliputi proses persiapan, penulisan, pengeditan dan penyajian. Proses persiapan tersebut termasuk mengembangkan talenta atau bakat yang ada dalam diri dengan cara berlatih. Bakat bawaan sejak lahir memerlukan sebuah proses pengembangan agar dapat menghasilkan suatu karya. Kurang berbakat yang menjadi kendala dalam hal ini bukan berarti mahasiswa tidak mampu menulis kata atau kalimat. Namun, kemampuan tersebut tidak cukup untuk menghasilkan karya ilmiah yang layak untuk dipublikasikan. Akibatnya, aktivitas menulis akan menjadi sebuah beban bagi mahasiswa bahkan menjadi sebuah momok yang menakutkan dan harus dihindari. 


Kurangnya motivasi, sifat malas, tidak percaya diri
     Segala tindakan yang dilakukan oleh manusia berawal dari niat. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa jika seseorang melakukan sesuatu pasti karena ada niat dan karena motivasi untuk melakukannya. Seorang pelajar harus bersungguh-sungguh belajar, ikut les, belajar tidak kenal waktu karena termotivasi untuk mendapatkan nilai yang bagus dan memperoleh ilmu pengetahuan. 
     Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang tidak lepas dari motivasi yang muncul baik dari dalam dirinya maupun dari orang lain. Demikian halnya dengan kegiatan menulis. Seorang penulis harus meluangkan waktu untuk duduk membaca, menggali informasi untuk menemukan ide yang selanjutnya akan diproses untuk menghasilkan tulisan. Proses tersebut dijalani karena adanya motivasi. Motivasi tersebut sangat penting karena akan menjadi motor penggerak dalam kegiatan menulis seperti yang dikatakan oleh Kartanegara bahwa motivasi sangat penting dalam setiap kegiatan termasuk kegiatan menulis. Motivasi akan menjadi pendorong dalam pelaksanaan kegiatan menulis8 . 
     Ada berbagai alasan yang menjadi motivasi seseorang untuk menulis; 1) ada orang yang menulis hanya karena sebuah keharusan seperti yang banyak dilakukan oleh mahasiswa sekarang ini. Mereka menulis hanya karena tugas dari dosen, karena ingin menyelesaikan studi, bukan karena kesadaran sendiri untuk memperdalam dan mengembangkan ilmunya. 2) Ada yang menulis karena termotivasi untuk membagi dan menyebarkan ilmu kepada orang lain. Penulis dalam kategori ini selain akan mendapatkan manfaat financial dari hasil penjualan hasil karyanya juga akan semakin luas ilmu pengetahuan yang dimilikinya, karena semakin banyak dia menulis maka akan semakin sering dia membaca. Mereka memegang prinsip bahwa “menulislah maka dunia akan mengenalmu” 3) ada yang menulis karena menulis merupakan kegemaran dan menjadi hiburan tersendiri bagi dirinya. Penulis dalam kategori ini akan memanfaatkan setiap waktu luang yang dimilikinya untuk menciptakan karya tulis dalam bentuk apapun dan sesederhana apapun. 4) ada yang menulis karena menulis karena termotivasi untuk mendapatkan uang (menulis telah menjadi sumber penghidupannya); artinya jika tidak menghasilkan karya maka tidak dapat memenuhi kebutuhannya. 
     Rendahnya jumlah karya tulis yang dihasilkan oleh mahasiswa disebabkan karena kurangnya motivasi yang ada dalam diri mereka. Hal tersebut menjadi hambatan yang besar bagi mahasiswa dalam menghasilkan karya tulis terutama karya tulis ilmiah. Mereka tidak mempunyai keinginan kuat untuk mengembangkan sendiri talenta yang dimilikinya. Mahasiswa menulis jika ada tugas dosen atau untuk mendapatkan nilai. Itu merupakan motivasi yang tidak kuat, sehingga dalam prosesnya terkadang mahasiswa hanya menempuh jalan pintas dengan menyalin hasil karya orang lain. 
    Kurangnya motivasi dalam diri seorang mahasiswa akan memunculkan perasaan malas yang selanjutnya membangun rasa kurang percaya diri untuk menciptakan sebuah karya ilmiah. Motivasi yang tidak kuat dalam dirinya akan menjadi alasan sehingga malas (tidak mau) melakukannya. kalimat yang selalu muncul dalam benak seorang mahasiswa adalah untuk apa saya melakukannya? apa yang saya mau tulis, kan tidak ada tugas dan lain lain. Jika kalimat-kalimat tersebut sudah bermunculan maka ujung-ujungnya adalah perasaan malas dan enggan untuk melakukannya. Ironisnya, kurang motivasi, perasaan malas, takut salah, akan menjadi paket yang melahirkan rasa tidak percaya diri untuk melakukan kegiatan menulis tersebut. 
   Oleh karena itu hal yang pertama yang harus dilakukan oleh mahasiswa untuk memulai kegiatannya termasuk menulis adalah membangun motivasi dalam diri untuk melakukannya. Dengan adanya motivasi yang kuat dalam diri maka setiap tantangan yang dihadapi akan menjadi mudah. Besar kecilnya hasil karya yang dihasilkan bergantung pada seberapa besar motivasi yang ada dalam diri penulis pada saat akan melakukannya.

Kesulitan untuk memulai dan tidak fokus 
     Banyak mahasiswa yang memiliki keinginan untuk menulis. Keinginan tersebut muncul ketika melihat atau mengangumi hasil karya orang lain. Kekaguman terhadap hasil karya orang lain dapat menjadi pemicu munculnya motivasi dalam dirinya. Sayangnya, keinginan tersebut terkendala pada ketidaktahuan memulai dari mana. 
    Kesulitan untuk memulai sebuah tulisan tidak hanya dialami oleh mahasiswa sebagai penulis pemula namun juga dapat terjadi pada penulis senior. Hambatan yang paling sering dialami oleh penulis pemula, meskipun penulis senior juga mengalaminya adalah kesulitan untuk memulai9 . Banyaknya permasalahan yang terjadi disekitar kita menjadi penyebab kesulitan untuk memulai tulisan tersebut. Kesulitan dalam memilih dan menentukan topik, kesulitan dalam meramu ide dan gagasan mengakibatkan seorang penulis merasa tidak tahu harus memulai dari mana. 
     Tidak hanya kesulitan untuk memulai, banyaknya pengaruh dari luar seperti; banyaknya kegiatan yang bersifat “santai”, pengaruh lingkungan, pengaruh hiburan dan lain-lain menyebabkan mahasiswa akan menjadi tidak fokus atau tidak berkonsentrasi. Akibatnya mahasiswa tersebut tidak fokus terhadap apa yang akan dilakukannya seperti tidak fokus dalam menemukan ide, tidak fokus dalam mencari teori pendukung dan tidak fokus dalam menuangkan ide tersebut dalam bentuk tulisan ilmiah.

Wawasan yang sempit akibat malas membaca 
     Membaca dan menulis merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh setiap orang. Ibarat dua sisi mata uang kegiatan membaca dan menulis merupakan kegiatan yang harus berjalan beriringan dan saling melengkapi. Seorang penulis yang baik lahir dari pembaca yang baik. Artinya dengan membaca memperluas dan mengembangkan wawasan berpikir maka dengan menulis merupakan pengikat dari ilmu pengetahuan yang telah dimiliki. 
     Membaca merupakan jalan untuk menemukan ide atau pemahaman terhadap sebuah permasalahan. Keinginan untuk menulis akan muncul ketika mendapatkan ide atau gagasan. Selain itu, setiap karya ilmiah yang dihasilkan harus mengandung sebuah kebenaran ilmiah. Kebenaran ilmiah tersebut didasarkan pada bukti, data, teori yang kesemuanya didapatkan dengan membaca. Jadi, membaca merupakan dasar dari kegiatan menulis. Sayangnya, di lingkungan mahasiswa tradisi membaca belum terlaksana dengan baik. Akibatnya, kegiatan menulis mengalami hambatan karena wawasan mahasiswa menjadi sempit, kurang kreatif, tidak ada pengalaman. Hal tersebut memunculkan perasaan malas dan tidak termotivasi untuk menulis. 

Kendala kebahasaan Menulis 
     Suatu bentuk manifestasi keterampilan berbahasa paling akhir dikuasai pelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan/menyimak, berbicara dan membaca. Dibanding tiga kemapuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal itu disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi dari sebuah tulisan. Baik unsur kaidah bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah tulisan yang runtut dan padu. 
     Kendala kebahasaan yang sering dialami oleh mahasiswa dalam melakukan kegiatan menulis adalah kesulitan dalam merangkai kata menjadi kalimat yang efektif. Hal tersebut merupakan kendala besar dalam kegiatan menulis karena isi tulisan ilmiah harus memiliki kesatuan dan keterkaitan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya sehingga pesan yang disampaikan dalam tulisan tersebut dapat diterima dengan baik oleh pembaca. 
     Kendala kebahasaan yang lainnya adalah terbatasnya perbendaharaan kata dan istilah yang dimiliki oleh mahasiswa mengenai suatu topik permasalahan yang akan ditulis. Karena kendala tersebut, dalam prosesnya mahasiswa seringkali harus berhenti menulis karena kehabisan kata/istilah yang akan dirangkai. Hal tersebut disebabkan karena sempitnya wawasan yang dimiliki oleh mahasiswa akibat kurang membaca. Itulah alasannya 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar